Apakah kecanduan media sosial itu?
Dorongan untuk selalu memeriksa media sosial secara berlebihan dan terus menerus, yang biasa juga disebut sebagai fear of missing out (FOMO).
Perilaku berlebihan ini memberikan efek buruk di kehidupan nyata dan hubungan dengan sesama. Dilansir dari Lifewire, setelah melakukan eksperimen dan mencatat hasrat beberapa ratus orang selama beberapa minggu, para peneliti di Universitas Chicago menyimpulkan bahwa kecanduan media sosial dapat lebih kuat daripada kecanduan rokok dan minuman keras. Peringkat keinginan untuk menggunakan media sosial berada diatas peringkat keinginan untuk merokok dan alkohol.
Para peneliti di Harvard University, menggunakan mesin MRI untuk memindai otak dan untuk menemukan apa yang terjadi ketika orang berbicara tentang diri mereka sendiri, yang merupakan
bagian penting dari apa yang dilakukan orang-orang di media sosial. Mereka menemukan bahwa penggunaan media sosial merangsang bagian otak yang menghasilkan Dopamine, hormon yang menghasilkan rasa membutuhkan dan perasaan bahagia.
Apakah gejala kecanduan media sosial?
1. Memeriksa notifikasi media sosial adalah hal pertama yang dilakukan setelah bangun tidur.
2. Mood swing jika tidak dapat mengakses media sosial.
3. Kepercayaan diri bergantung dari banyaknya like di media sosial.
4. Lebih fokus ke media sosial walaupun sedang berkumpul bersama teman atau keluarga.
5. Menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial daripada di dunia nyata.
6. Terus menerus memeriksa notifikasi media sosial.
Apa yang bisa dilakukan?
Lakukan "Digital Detox" untuk menghindari kecanduan media sosial.
1. Matikan notifikasi media sosial. Faktor utama dari kecanduan media sosial adalah karena terus menerus menerima notifikasi sosial media. Oleh karena itu cara efektif untuk mengatasinya adalah dengan mematikan notifikasi media sosial.
2. Memberi batasan waktu dalam menggunakan media sosial, Gunakan waktu minimal untuk memeriksa media sosial atau hanya lakukan di jam tertentu setiap harinya.
3. Batasi update status dan pergerakan sehari-hari di media sosial. Pahami kalau media sosial bukanlah buku harian.
4. Habiskan banyak waktu dengan teman dan keluarga. Fokus pada kegiatan di dunia nyata dan nikmati kegiatan sehari-hari bersama teman dan keluarga.
5. Carilah kesibukan atau hobi. Waktu luang membuka kesempatan untuk menghabiskan waktu di media sosial. Gunakan waktu untuk kegiatan menyenangkan seperti menjalankan hobi, membaca buku atau berolahraga.
BACA JUGA: Mulai berolahraga
Media sosial adalah platform luar biasa untuk terhubung dengan orang-orang, tapi jangan biarkan media sosial membuat kita mengabaikan kehidupan di dunia nyata atau mengambil alih hidup kita.
Gunakan teknologi untuk bergerak maju, bukan membuang waktu dan menjadi tidak produktif.
Photo by rawpixel.com from Pexels