Peter Pan, tokoh dalam drama klasik karangan JM Barrie, adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di Neverland dan menolak menjadi dewasa. Psikolog Dan Kiley menciptakan istilah Sindrom Peter Pan dalam bukunya yang berjudul "Peter Pan Syndrome: Men Who Have Never Grown Up." (1983). Menurut Kiley banyak pria berjuang untuk menjalankan tanggung jawab sebagai orang dewasa. Mereka masih hidup di dunia anak-anak yang playful, tidak bisa berkomitmen, bergantung pada orang lain, tidak dapat mengambil keputusan dan enggan membanting tulang. Pada kasus pria yang sudah berkeluarga, mereka tidak mau melakukan tugas rumah tangga termasuk mengurus anak.
BACA JUGA: Mengenal Cinderella Complex Syndrome
Salah satu penyebab Sindrom Peter Pan seperti disebutkan oleh Humbelina Robles Ortega, profesor psikologi di Universitas Granada, adalah pola asuh terlalu protektif yang membuat anak-anak jadi sangat bergantung dan gagal mengembangkan keterampilan dasar yang diperlukan untuk menjadi dewasa.
Ortega juga menyebutkan bahwa pria dengan Sindrom Peter Pan cenderung memiliki hubungan yang tidak stabil disebabkan oleh ketakutan akan komitmen. Membuat mereka sering gonta-ganti pasangan dan mencari pasangan yang lebih muda, dengan asumsi pasangan lebih muda akan memiliki lebih sedikit rencana untuk masa depan dan membutuhkan lebih sedikit investasi.
BACA JUGA: Pentingnya Punya Waktu Untuk Diri Sendiri
Walaupun sindrom ini tidak termasuk gangguan mental, tapi beberapa penelitian menunjukkan pria dengan Sindrom Peter Pan mungkin memiliki gangguan kepribadian seperti narsis dan manipulatif.
Photo by Skitterphoto from Pexels