Tetap Cinta Kopi Lokal

Kopi Arabika Sumatra, Kopi Jayawijaya Papua, Kopi Brazil, kopi loka



Selain mendengarkan musik, hiburan selama #dirumahaja buat saya adalah ngopi.
3M - Murah, Meriah, Menyenangkan.

Saya terbiasa minum kopi Sumatra. Stok dirumah selalu kopi Sumatra. Waktu stok kopi mulai menipis, saya browsing untuk beli online. Ternyata banyak pilihan kopi lokal lain yang menarik untuk dicoba. Saya pilih salah satu online shop yang khusus jual berbagai macam kopi, mostly local coffee. Tapi ada juga seasonal coffee yang tidak tersedia setiap musim. Akhirnya saya putuskan untuk membeli beberapa kopi lokal dan kopi musiman.

Tetap Cinta Kopi Lokal.

I am sticking to my root, Kopi Sumatra:
1.  Kopi Arabika Kerinci Kayu Aro.
Sebelumnya saya hanya tahu kalau Kayu Aro adalah daerah penghasil teh tertua dan terbaik di Indonesia. Teh Kayu Aro adalah teh favorit para Ratu Belanda. Ternyata sekitar tahun 2013 Kayu Aro mulai menjadi salah satu penghasil kopi di Indonesia.

Kayu Aro terletak tepi Taman Nasional Kerinci Sebelat, 7 jam perjalanan dari kota Padang. Letaknya yang tinggi dan berada di kaki Gunung Api Kerinci menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik.

Seperti kopi Sumatra lainnya, kopi Kayu Aro memiliki body yang tebal dan fruity. Dan kopi ini memiliki aftertaste rempah cenderung ke rasa kayu. Sesuai nama daerah asalnya. Definitely my new favourite coffee.

2. Kopi Arabika Padang Mandheling.
Ini pertama kalinya saya coba kopi Padang Mandheling. Rasanya lebih mild dibanding kopi Kayu Aro. Sedikit manis with a touch of cinnamon aftertaste. Pas buat diminum sore hari sambil ngemil.

BACA JUGA: 4 Jenis Kopi Paling Terkenal di Dunia

And travelling further east:
Kopi Arabika Gunung Jayawijaya Papua.
Kopi asal Papua yang pernah saya coba adalah Amungme Gold, yang rasanya top banget. Jadi penasaran sama kopi lain asal Papua.

Kopi Jayawijaya ini cenderung lebih ringan, tidak asam, aromanya kuat dengan aftertaste rasa coklat yang saya suka sekali.

Kopi ini ditanam di lereng Gunung Jayawijaya dengan ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Sehingga bebas polusi dan hama.  Kebanyakan ditanam secara organik tanpa pestisida. Hasilnya kopi Jayawijaya punya rasa unik yang berbeda dengan kopi yang biasa saya minum.

REKOMENDASI : Pilihan Cangkir Kopi Lucu untuk Kopi Favoritmu

Saya pilih kopi musiman asal Brazil: Kopi Arabika Brazil Bourbonut. Brazil merupakan negara penghasil kopi no 1 di dunia. Varietas ini berasal dari Mato Grosso do Sul, Tocantins dan Minas Gerais.

Kopi Brazil Bourbonut di tanam di ketinggian 900-1.250 meter di atas permukaan laut. Aromanya ringan, tidak terlalu asam, ada sedikit rasa kacang, spice dan coklat. Overall terlalu mild buat saya.

Personally, saya tetap lebih suka kopi lokal. Selain rasanya lebih kuat, dan unik pilihannya pun beragam dari ujung Barat ke Timur. Local Coffee is the best!


22 comments

  1. mari kita ngopi... secara onlen :)

    BalasHapus
  2. Kopi Sumatera emang mantul, apalagi kalau nge-brew sendiri, selalu sesuai selera.
    Saya juga pilih Sumatra Sturbucks dark roast kantongan kalau pas lagi ada di grocery langganan, tapi lebih sering out.

    Enjoying 3M :)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Saya tinggal di Sumatera, dahulu pernah nanam pohon Kopi. Ketika Kopi sudah di sangrai dan di tumbuk, mmmmm.....aroma kopinya harum dan nikmat sekali baunya.Soal Rasa, jangan di tanya, pokoke Jempol deh, namun itu dahulu, sebelum kebun kami itu berubah menjadi kebun karet. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah enak ya kalau punya kebun kopi sendiri. Mudah2an bisa punya kebun kopi lagi Kang, nanti saya ikut metik heheheh...

      Hapus
    2. Amin.

      Asal datang sendiri,silakan petik sepuasnya yah.hahaha.

      #menghayal dulu ngak ada salahnya.hahah.

      Hapus
    3. Semua berawal dari mimpi lho, kang... hehehe

      Hapus
  5. Kopi dari sumatra lebih asam, buat yang punya maag kaya saya, minum sedikit saja bikin diare hahahaha

    Kopi itu enak, tapi perut tak mampu menerima 😌, aroma kopi yang baru diseduh itu menenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masak sih rasa kopi itu asam ...? Setahu saya rasa kopi itu pahit.hahah.....

      Cros cek lagi deh kopi yg diminum,siapa tahu bubuk asam Jawa.hahah....Bercanda.

      Hapus
    2. Mungkin minumn yang robusta ya? Karena Kopi Arabika Sumatra relatif tidak terlalu asam.

      Hapus
    3. Hahahha.. Kang Nata biasa minum Asam Jawa ya?

      Hapus
  6. Mbak kasih tips dong gimana caranya minum kopi tanpa ngerasa perut sebah. Saya suka incip kopi dikit kalo suami lagi bikin. Cuman gak berani banyak2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kl kopi hitam tanpa gula biasanya gak bikin sakit perut, kak. Tapi baiknya minum kopi jangan perut kosong ya.

      Hapus
  7. sampe sekarang belum bisa menikmati kopi, padahal ada kopi flores kopi lampung kopi mandahiling, kopi pagaralang kopi lampung... di kasih temen masing masing sekilo... semua masih sama rasanya pahit...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasa pahitnya punya ciri khas dari masing2 daerah lho.

      Hapus