Belakangan ini jumlah informasi dan berita palsu yang tersebar di dunia maya sangatlah mengerikan. Topik hangat berita palsu sangat beragam dan sering kali mengikuti trend yang ada di masyarakat.
Berita palsu bukanlah hal baru. Namun, yang baru adalah saat ini betapa mudahnya informasi dibagikan - baik benar maupun salah - dalam skala besar.
Platform media sosial memungkinkan hampir semua orang mempublikasikan pemikiran mereka atau berbagi cerita kepada dunia. Masalahnya adalah, kebanyakan orang tidak memeriksa sumber materi yang mereka lihat online sebelum mereka membaginya, yang dapat menyebabkan berita palsu menyebar dengan cepat atau bahkan "menjadi viral".
Pada saat yang sama, menjadi lebih sulit untuk mengidentifikasi sumber asli berita, yang membuat semakin sulit untuk menilai keakuratan sebuah berita.
Apa Itu Berita Palsu?
Ada dua jenis berita palsu:
1. Berita yang tidak benar. Ini adalah cerita yang sepenuhnya diciptakan yang dirancang untuk membuat orang percaya sesuatu yang salah, untuk membeli produk tertentu, atau mengunjungi situs web tertentu.
2. Berita yang memiliki kebenaran, tetapi tidak 100 persen akurat. Sebagai contoh, seorang jurnalis mengutip hanya sebagian dari apa yang dikatakan narasumber, memberikan kesan yang salah tentang maknanya. Sekali lagi, ini bisa disengaja, untuk meyakinkan pembaca dari sudut pandang tertentu, atau itu bisa merupakan hasil dari kesalahan yang tidak disengaja. Apapun itu, berita semacam ini dengan cepat menarik pembaca dan dapat menjadi mengakar sebagai "mitos urban."
Cara Mendeteksi Berita Palsu.
Informasi diambil dari situ Kominfo:
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita palsu seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menuding ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat berita palsu.
Oleh karenanya, apabila menjumpai berita denga judul provokatif, sebaiknya mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, sebagai pembaca kita bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs tersebut. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
Dari jumlah tersebut, tidak sampai 300 situs yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang harus diwaspadai.
3. Periksa fakta
Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari portal berita tidak resmi.
Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini.
Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti.
Opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
Sebagai pengguna media sosial sebaiknya kita lebih berhati-hati dalam mempercayai berita dan lebih selektif saat membagikan berita .
Jadi, lain kali sebelum menekan tombol share, berhenti sejenak dan berpikir "apakah berita ini benar?"
Image by pexels.com