Terletak di sabuk biji kopi tepat di selatan khatulistiwa, Indonesia secara geografis ideal untuk menanam pohon kopi. Iklim yang hangat, daerah pegunungan, dan tanah vulkanik menghasilkan kopi yang kaya rasa dan berkualitas baik.
Penanaman kopi di Indonesia dimulai pada akhir tahun 1600-an saat masa penjajahan Belanda. Kopi pertama yang tiba di Batavia (sekarang Jakarta) berasal dari Yaman. Kopi jenis arabika tersebut merupakan kiriman dari gubernur Belanda di Malabar, India. Awalnya ditanam di sekitar Batavia tetapi percobaan tersebut gagal akibat banjir. Upaya kedua dilakukan dengan menggunakan bibit kopi dari Malabar. Penanaman berhasil dan memulai penyebaran perkebunan kopi di Pulau Jawa. Perkembangan ini menjadikan Indonesia tempat pertama kopi dibudidayakan secara luas, di luar Arab dan Ethiopia.
Click here for English version.
Pada tahun 1711 ekspor kopi pertama dikirim dari Jawa ke Eropa melalui perusahaan dagang Belanda, VOC (Verininging Oogst Indies Company). Pada akhir 1800-an, penjajah Belanda mendirikan perkebunan arabika besar di Dataran Tinggi Ijen, Jawa Timur. Namun pada tahun 1876 wabah coffee leaf rust melanda Indonesia, area dataran rendah terkena dampak paling besar dan memusnahkan kultivar arabika. Kopi robusta yang lebih tahan leaf rust dan cocok ditanam di dataran rendah kemudian dibudidayakan sebagai pengganti.
BACA JUGA: Mengenal Kopi Sumatra
Selama bertahun-tahun, penanaman kopi terus berkembang pesat di Indonesia dan menghasilkan pendapatan yang besar bagi negara Belanda. Belanda kemudian memperluas perkebunan kopi di daerah lain di Indonesia seperti di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor. Bersamaan dengan ekspansi kopi Belanda, Portugis mulai menanam kultivar arabika yang berbeda di Timor Timur dan Flores.
Saat ini Indonesia menempati urutan ke 4 sebagai negara penghasil kopi terbanyak di dunia.
BACA JUGA: Istilah dan Jenis Kopi yang Harus Kamu Ketahui
Varietas kopi arabika di Indonesia
Typica - kultivar asli yang diperkenalkan oleh Belanda. Sayangnya, sebagian besar kultivar typica hilang selama wabah coffee leaf rust. Meskipun demikian, varietas typica Bergandal dan Sidikalang masih dapat ditemukan di Sumatera.
Hibrido de Timor (HDT) – persilangan alami antara arabika dan robusta, juga dikenal sebagai “Tim Tim”. Pertama kali ditemukan di perkebunan kultivar Typica di Pulau Timor pada tahun 1917. Kemudian pertama kali dikumpulkan di Timor Timur pada tahun 1978 dan ditanam di Aceh pada tahun 1979.
Linie S – berasal dari India, dikembangkan dari kultivar Bourbon. Yang paling umum adalah S-288 dan S-795, dan dapat ditemukan di Lintong, Aceh, Flores dan Papua.
Linie Ethiopia - dibawa ke Jawa pada tahun 1928. Aceh adalah daerah pertama yang mengembangkan varietas ini. Beberapa varietas yang termasuk keturunan Linie Ethiopia adalah Rambung dan Abyssinia. Varietas ini kemudian dikembangkan di Sumatera dan Flores, yang dikenal sebagai "USDA", diambil dari nama proyek pemerintah Amerika Serikat yang saat itu dilaksanakan di Indonesia.
Caturra Cultivars - Caturra adalah mutasi alami varietas Bourbon, yang berasal dari Brasil. Caturra memiliki mutasi gen tunggal yang menyebabkan tanaman tumbuh lebih kecil (dwarfisme). Namanya berasal dari kata Guarani yang berarti "kecil". Berbagai linie Timor Hybrid tahan coffee leaf rust disilangkan dengan Caturra untuk menghasilkan tanaman kerdil yang tahan coffee leaf rust.
Lini Catimor – hasil persilangan antara Caturra dan Hibrido de Timor (tahan terhadapcoffee leaf rust karena memiliki akar genetik Robusta). Memiliki bentuk menyerupai kopi arabika dan cenderung memiliki rasa kopi robusta.
Image by pexels.com
22 comments
Kopi memang selalu menarik untuk dibahas ya, apalagi sekarang makin banyak pencinta kopi.
BalasHapushehehe... iya, seru kalau nahas kopi.
Hapusthis blog is truely cool.. niche-nya classy, tulisannya keren, menandakan penulis benar-benar pecinta kopi.. love your work ci jo..
BalasHapusThanks so much kak Yayan. Enjoy reading my blog!
HapusKalo varietas robusta ada berapa jenis mbak? Nama varietasnya masih asing ditelinga. Walaupun penggemar kopi, selama ini saya cuma mengenal kopi, hanya sebatas kopi gayo, kopi lampung, kopi luwak, kopi dampit he..he..
BalasHapusKarena arabika lebih populer info tentang varietas ini lebih banyak. Tapi menurut Coffeeland ada 4 klon unggul robusta Indonesia.
HapusKopi. Salah satu minuman wajib saat butuh inspirasi dan energi tambahan. Saya baru paham mengenai sejarah kopi di Indonesia. Makasih sharingnya
BalasHapusMinuman wajib saat menulis hehehe...
HapusKopi ternyata punya banyak jenis dan varietas nya mba hehehe maklum saya enggak terlalu suka kopi ðŸ¤
BalasHapusIya, varietasnya banyak. Dan varietas Indonesia adalahsalah satu yang terbaik di dunia lho.
HapusWah ternyata Indonesia penghasil kopi no 4 di dunia ya, aku suka banget ngopi dan sering penasaran sama asal biji kopi darimana seru ngulik perbandingan rasanya
BalasHapusSeru ya... saya juga suka coba macam-macam kopi supaya tahu perbedaan rasanya.
HapusKopi adalah minuman favorit saya sih, sebagai peneman hari hihi sebagai negara penghasil kopi, tentu saja varian kopinya juga tersebar di berbagai daerah di indonesia. Seruu bangett baca tentang sejarahnya. Thanks ka sudah sharing
BalasHapusTos dulu dong! Gak seru kl belum ngopi hahaha...
HapusWah aku baru tahu kalo ternyata kopi arabika di Indonesia asalnya dari Yaman dan banyak pula jenisnya. Aku suka minum kopi sejak kuliah sampe sekarang. Tapi gak pernah belajar sajarahnya, tau jadi tinggal minum aja hehe
BalasHapusHehehe... Biasa minum arabika atau robusta, kak?
HapusBagi penyuka kopi, dari mulai roasting biji kopi hingga proses penyeduhan bisa jadi perbedaan yang signifikan dari segi rasa yaa..
BalasHapusSalut banget yang "rasa"nya bisa membedakan kopi mana yang sesuai dengan selera.
Saya kira sebelumnya kopi adalah komoditas asli indonesia ternyata setelah membaca sejarahnya, kopi ternyata didatangkan oleh negara belanda dan melakukan ekspor pertama kali kopi ke negara belanda pada 1711. terimakasih kak informasinya
BalasHapusi am a maniac Coffe. terimakasih dah ngasih wawasan tentang kopi, jdi aq gk cuma sebagai penikmat yang awam
BalasHapuskopi juga cocok untuk blogger, bisa menemani saat-saat membuat konten, wkwkwk
BalasHapusYa ampun tulisan ini sumpah keren banget, sangat membuka wawasan saya. Fyi, mertua saya dari Medan, kalau ke Jkt suka bawa kopi Mandailing tapi keluarga di sini malah "gak kuat" minumnya, dan lebih pilih kopi instan sachetan lho.
BalasHapusSangat bermanfaat sekali pengetahuannya kak, kbetulan saya suka kopi, apa lagi kopi hitam asli,
BalasHapus