Perkembangan sustainable fashion membuat bahan linen naik daun dan menjadi pilihan kain terbaik untuk produk organik ramah lingkungan yang nyaman digunakan.
Bahan linen terbuat dari serat tanaman rami bernama latin Linum usitatissimum. Bahan ini digunakan sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu untuk membuat banyak barang mulai dari kanvas, wallpaper, pakaian, taplak meja hingga sprei.
Pada jaman Mesir kuno bahan linen dipakai untuk membungkus mumi para firaun karena daya tahan bahan ini. Linen juga biasa dipakai oleh ksatria abad pertengahan sebagai bahan kemeja dan celana di bawah baju besi mereka.
Dengan berkembangnya waktu, kata linen mulai digunakan untuk merujuk pada barang-barang rumah tangga, seperti sprei, bed cover, taplak meja, handuk, dan sejenisnya meskipun tidak selalu terbuat dari kain linen.
Bagaimana bahan linen dibuat?
Bahan linen adalah 100% bahan alami. Serat organik ini berasal dari tanaman rami berbunga biru-ungu yang dibudidayakan di daerah beriklim sejuk di seluruh dunia –
dari Eropa Barat hingga India dan Pakistan. Tanaman ini memiliki
siklus pertumbuhan hanya 100 hari. Namun, proses pembuatan dari biji rami menjadi kain linen sangat rumit, yang menjelaskan mengapa linen dianggap sebagai barang mewah dan dipasarkan dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan katun.
Biji rami biasanya ditabur pada bulan Maret dan dipanen pada bulan Juli. Selama waktu itu, tanaman rami bertumbuh dan puncaknya saat bunga mekar membuat seluruh ladang berwarna biru langit hanya untuk satu hari.
|
linenbeauty.com |
Setelah mekar selesai, tanaman rami dipanen tetapi tidak seperti kebanyakan tanaman lain, tanaman ini tidak dapat dipangkas. Rami harus ditarik dari akarnya untuk memaksimalkan panjang serat dan menjaga potensi penuh tanaman, yang nantinya akan digunakan untuk membuat berbagai produk yang berbeda.
Rami yang dipanen kemudian melalui proses yang disebut retting, meletakkan tanaman yang sudah dipotong di tanah dan membiarkan kelembaban memisahkan serat yang berguna.
Setelah proses retting, tanaman melewati proses lain yang disebut scutching yaitu memisahkan batang kayu dari serat rami. Serat kasar pendek disebut tow dan digunakan untuk membuat kertas, benang, dan tali, sedangkan serat rami lebih panjang disebut line digunakan untuk membuat benang linen untuk pakaian, sprei, dan produk tekstil berkualitas tinggi lainnya.
Langkah selanjutnya adalah pemintalan serat linen dan menenun benang linen menjadi kain. Proses menenun serat menjadi benang linen menggunakan alat tenun tangan tradisional yang masih digunakan sampai sekarang. Walaupun teknologi modern telah mengembangkan teknik produksi baru, metode kuno yang ramah lingkungan ini masih digunakan untuk membuat linen di seluruh dunia saat ini. Dibandingkan dengan bahan sintetis buatan manusia, proses produksi kain linen alami menggunakan lebih sedikit bahan kimia, menjadikannya bahan yang ramah lingkungan.
BACA JUGA: Kontribusi Industri Fashion Terhadap Perubahan Iklim
Linen sebagai pilihan bahan yang ramah lingkungan
Tanaman rami membutuhkan lebih sedikit air untuk dibudidayakan daripada tanaman tekstil lainnya seperti kapas yang membutuhkan 20.000 liter air hanya untuk menghasilkan satu kilogram. Sedangkan rami bergantung pada curah hujan alami. Tanaman ini juga dapat ditanam tanpa pestisida.
Rami hampir tidak menghasilkan limbah karena karena seluruh tanaman rami dapat ditenun menjadi serat dan sisanya dapat dijadikan berbagai produk, seperti minyak biji rami, cat dari biji, atau tali dari serat berlebih. Begitu banyak barang sehari-hari yang sebenarnya terbuat dari rami, dari uang kertas hingga kertas rokok. Jika diproses secara organik tanpa bahan kimia atau pewarna yang berlebihan, proses pembuatan linen tidak mencemari air.
Linen adalah bahan kain yang kuat dan tahan lama. Tidak seperti kebanyakan kain sintetis yang tipis dan mudah rusak, semakin sering dicuci dan digunakan bahan linen menjadi lebih nyaman dan halus. Jika sudah tidak dapat dipakai lagi, linen dapat terurai secara alami (biodegradable) dan tidak akan menimbun di TPA atau mencemari lautan seperti serat dan bahan sintetis.
|
linenbeauty.com |
Serat linen yang berongga memungkinkan udara dengan mudah melewati kain, membuat bahan ini sejuk dipakai. Bahan linen cepat kering dan tidak menempel di tubuh sehingga nyaman dipakai di hari yang panas.
Linen juga merupakan insulator alami, bahan linen membuat tubuh tetap sejuk di musim panas dan menahan panas dari tubuh di suhu yang lebih dingin.
Karena merupakan bahan alami, linen sangat cocok untuk orang yang rentan alergi kulit. Saat abad pertengahan, rami dipakai oleh orang-orang dengan masalah kulit dan sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan yang aman untuk pemilik kulit sensitif.
BACA JUGA: Repurpose - Cara Mengurangi Limbah Fashion
Rami adalah salah satu sumber tekstil tertua yang dipakai sebelum munculnya bahan sintetis, pestisida, dan proses berbahan kimia. Ini menjadikan bahan linen sebagai salah satu kain paling ramah lingkungan.
Untuk memastikan linen yang dipakai sesuai dengan standar ramah lingkungan, periksa label sertifikasi dan pilih bahan linen organik berasal dari rami yang tidak diolah dengan pestisida. Dan selalu belanja dari ethical brands yang mengutamakan lingkungan dalam proses produksinya.
Referensi:
https://indiegetup.com/is-linen-sustainable/
https://cariki.co.uk/blogs/the-green-road/why-is-linen-sustainable
https://magiclinen.com/about-linen
https://www.linenbeauty.com/blog/is-linen-a-sustainable-fabric
Main photo by Teona Swift from Pexels